BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan organik dimulai pada tahun 1930-an dan 1940-an sebagai reaksi terhadap pertumbuhan pertanian ketergantungan pada pupuk sintetis. Pupuk buatan telah diciptakan pada abad 18, awalnya dengan Super fosfat dan kemudian diturunkan pupuk amonia yang diproduksi secara massal dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang dikembangkan selama Perang Dunia I. pupuk awal ini adalah murah, kuat, dan mudah untuk transportasi dalam massal. Kemajuan serupa terjadi di pestisida kimia pada tahun 1940-an, yang membawa pada dekade yang disebut sebagai ‘era pestisida’.
Gerakan organik dimulai pada tahun 1930-an dan 1940-an sebagai reaksi terhadap pertumbuhan pertanian ketergantungan pada pupuk sintetis. Pupuk buatan telah diciptakan pada abad 18, awalnya dengan Super fosfat dan kemudian diturunkan pupuk amonia yang diproduksi secara massal dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang dikembangkan selama Perang Dunia I. pupuk awal ini adalah murah, kuat, dan mudah untuk transportasi dalam massal. Kemajuan serupa terjadi di pestisida kimia pada tahun 1940-an, yang membawa pada dekade yang disebut sebagai ‘era pestisida’.
Sir Albert Howard secara luas dianggap sebagai ayah dari pertanian
organik. Pekerjaan lebih lanjut dilakukan oleh JI Rodale di Amerika
Serikat, Lady Eve Balfour di Inggris Raya, dan banyak orang lain di
seluruh dunia.
1.2 Tujuan
- Mengatahui cara kerja dalam system pertanian organik
- Mengatahui alat-alat yang digunakan dalam system pertanian organik
- Bisa melihat secara langsung bentuk lahan pertanian organik
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Prinsip Tiori
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.
Pertanian organik yang dikembangkan SPI adalah konsep pertanian
berkelanjutan yang berbasiskan atau dikelola keluarga petani bukan
berbentuk agribisnis. Menurut konsep kami, pertanian organik adalah
sebuah perlawanan terhadap sistem pertanian yang menindas, merusak
lingkungan, memiskinkan keanekaragaman hayati dan mengesampingkan
kearifan lokal.
Untuk mengimplementasikan konsep pertanian organik, SPI memiliki pusat-pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) di berbagai wilayah di Indonesia. Pusdiklat dimanfaatkan sebagai sarana menggali ilmu, bertukar pengalaman dan percobaan-percobaan budidaya tanaman. Pudsiklat juga menerima peserta magang, bagi anggota SPI yang ingin mengembangkan pertanian organik. Sampai saat ini, pusdiklat-pusdiklat SPI sudah meluluskan banyak petani yang siap untuk mengimplementasikan sistem pertanian organik di daerahnya masing-masing.
Untuk mengimplementasikan konsep pertanian organik, SPI memiliki pusat-pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) di berbagai wilayah di Indonesia. Pusdiklat dimanfaatkan sebagai sarana menggali ilmu, bertukar pengalaman dan percobaan-percobaan budidaya tanaman. Pudsiklat juga menerima peserta magang, bagi anggota SPI yang ingin mengembangkan pertanian organik. Sampai saat ini, pusdiklat-pusdiklat SPI sudah meluluskan banyak petani yang siap untuk mengimplementasikan sistem pertanian organik di daerahnya masing-masing.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Makalah Pertanian Organik
Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan di Pertanian Organik Eka Jaya kota Jambi, para petani menerapkan pertainian organik untuk budidaya tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian disini telah memilki serifikasi pertanian oraganik. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut haruslah memenuhi persyaratan dan penilaian parit, pagar, bibit dan sumber air.
Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan di Pertanian Organik Eka Jaya kota Jambi, para petani menerapkan pertainian organik untuk budidaya tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Pertanian disini telah memilki serifikasi pertanian oraganik. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut haruslah memenuhi persyaratan dan penilaian parit, pagar, bibit dan sumber air.
Lahan pertanian organik harus memiliki parit/draenase yang berfungsi
sebagai isolasi air konvensional tidak masuk kedalam lahan pertanian
organik selain itu untuk mengurangi genangan air. Untuk ukuran parit
yang digunakan adalah dengan kedalaman parit 40 cm dan lebar parit 30
cm.
Untuk pagar yang digunakan pada pertanian organik ini adalah rumput
gajah, ubi kayu/singkong dan katu. Dengan menggunakan pagar yang berasal
dari tanaman yang berfungsi untuk memisahkan lingkungan yang
konvensional dengan pertanaian organik sehingga sisa-sisa residu kimia
yang digunakan di lingkungan konvensional yang terbawa oleh angin dapat
di tahan oleh pagar yang berasal dari tanaman tadi. Rumput gajah yang
digunakan sebagai pagar tadi juga bisa dimanfaatkan oleh petani sebagai
sebagai bahan pakan ternak. Ubi kayu/singkong yang hasilnya dapat dijual
dan katu sebagai sayuran.
Bibit yang digunakan oleh petani adalah bibit yang tanpa perlakuan.
Maksudnya tanpa perlakuan adalah bibit yang digunakan bebas dari
perlakuan bahan-bahan kimia atau residu kimia.
Air yang digunakan dipertanian organik adalah berasal dari air yang
bersumber air yang berada di lingkungan pertanian organik. Dengan
harapan air yang digunakan tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia.
Berdasarkan sumber yang didapatkan dari ketua kelompok tani yaitu pak
Juari petani di desa tersebut yang menerapkan pertanian organik ada
sekitar 50% dari keseluruhan petani yang ada didesa tersebut. Untuk saat
ini para petani pertanian organik mengalami kendala di pemasaran.
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan dari pertanian organik ini
memiliki harga jual yang sama dengan harga jual sayur dan buah-buahan
dari pertanian konvensional.
Selain pertaian organik, petani juga
menerapkan pertanian terpadu yaitu selain petani melakukan budidaya
tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan petani juga beternak sapi. Dengan
penerapan pertanian organik dan pertanian terpadu tersebut petani lebih
diuntungkan. Pasalnya petani tidak perlu kesusahan untuk mencari pakan
ternak lagi karena pakan ternak sudah tersedia atau diambil dari tanaman
pagar yaitu rumput gajah, serta kotoran sapi dan limbah biogas
digunakan oleh petani untuk pupuk atau yang biasa disebut dengan pupuk
organik.
Pupuk organik merupakan produk unggulan dari pertanian organik setempat.
Selain petani memproduksi pupuk organik untuk keperluan mereka sendiri
petani juga menjual/memasarkan pupuk organik hasil buatan mereka. Pupuk
organik buatan petani ini sudah berhasil dipasarkan sampai keluar daerah
seperti untuk daerah kabupaten Batanghari dan kabupaten Muaro Jambi.
Sehingga petani selain mendapatkan penghasilan dari budidaya tanaman
sayuran dan buah-buhan petani juga mendapatkan hasil dari penjualan
pupuk organik.
Untuk proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi ini tidaklah
begitu sulit, dengan kotoran sapi sebagai bahan pokok utama ditambah
dengan arang sekam dan serbuk kayu. Pertama kotoran sapi yang sudah
mengering diambil dari kandang dan dibawa ketempat pengomposan (ushakan
tempat pengomposan terlindung dari panas sinar matahari fungsinya untuk
mengurangi proses penguapan pada saat proses fermentasi/pengomposan),
lalu dicampur dengan arang sekam dan serbuk kayu (gunanya untuk menambah
unsur Phospat dan Kalium) setelah itu dicampur dengan cairan pengompos
yaitu Trikodarma sebanyak 500 ml untuk 2 ton kotoran sapi (2 ton kotoran
sapi sudah termasuk arang sekam dan serbuk kayu) dilarutkan ke dalam 2
loiter air baru di siramkan ke kotoran sapi secara merata dan di bolak
balik dengan menggunkan sekop atau cangkul agar lebih merata lagi.
Kemudian di tutup menggunakan plastik agar terlindung dari panas
matahari (fungsinya agar unsur hara tidak menguap) proses selanjutnya
adalah kotoran sapi difermentasikan/dikomposkan selama 14 hari atau
selama 2 minggu. Setelah proses fermentasi/pengomposan selesai tahap
selanjutnya adalah kompos digiling menggunakan mesin penggiling setelah
kompos digiling sampai halus pupuk organik sudah siap untuk
diaplikasikan ke lahan pertanian.
Limbah biogas/seluri yang digunakan oleh petani sebagai pupuk, limbah
biogas mempunyai fungsi sebagai pengusir hama. Dengan aroma tidak sedap
dari seluri membuat hama dan serangga tidak menyukai aroma seluri
tersebut sehingga membuat hama dan serangga segan untuk datang. Berarti
limbah biogas/seluri ini mempunyai dua fungsi yaitu sebabagai pupuk dan
insektisida.
Proses pembuatan limbah biogas atau seluri ini sangat mudah. Dengan feses + urine sapi di masukan ke dalam tabung biogas. Untuk aplikasi ke lahan dosis yang digunakan adalah 1 liter seluri ditambah dengan 1 liter air dan disiram ke lahan.
Proses pembuatan limbah biogas atau seluri ini sangat mudah. Dengan feses + urine sapi di masukan ke dalam tabung biogas. Untuk aplikasi ke lahan dosis yang digunakan adalah 1 liter seluri ditambah dengan 1 liter air dan disiram ke lahan.
sumber: http://www.unjabisnis.net/makalah-pertanian-organik.html
Slots, Jackpots and Bonus codes - Lucky Club Casino Site
BalasHapusFind Lucky Club Casino Site | Exclusive Casino Bonuses luckyclub.live and Free Spins | No Deposit Required ✓ Play slots from over 80 developers | No Deposit Required ✓ Latest