Senin, 17 September 2012

Morfologi kelapa sawit

Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecius dimana bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga jantan dan bunga betina terletak pada masing-masing tandan bunganya dan terletak terpisah yang keluar dari ketiak pelepah. Tanaman ini menyerbuk sendiri dan dapat menyerbuk silang.
Mengetahui pembentukan bunga baik tentang masa pembentukan, kelaminnya, proses pematangan tandan serta tahapannya perlu untuk peramalan produksi dan keseimbangan dalam pemupukan. Perkembangan pematangan buah pada tandan juga perlu diketahui guna mengetahui kriteria panen yang baik dari sudut kuantitas dan kualitas dan dapat digunakan untuk melakukan peramalan produksi jangka pendek.
Akar (Radix)
Akar pertama muncul dari biji yang telah tumbuh (berkecambah) adalah radikula yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, mampu bertahan sampai 6 bulan. Dari radikula ini akan muncul akar lainya yang bertugas menganbil air dan unsur hara lainya dari media tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada endosperem. Akar ini kemudian fungsinya diambil alih oleh primair (utama) yang keluar dari bagian bawah batang (bulb) beberapa bulan kemudian. Akar baru ini tumbuh 45 derajat ke bawah yang berguna untuk mengambil air dan makanan berhubung cadangan makanan pada endosperm biji telah habis ditandai dengan lepasnya biji. Dari akar primair ini akan tumbuh akar sekunder yang tumbuh horisontal dan dari sini tumbuh pula akar tertier dan kwartener yang berada dekat pada permukaan tanah. Akar tertier dan akar kwartener inilah yang paling aktif mengambil air dan hara lain dari dalam tanah. Pada tanaman dilapangan akar-akar tersebut berada 2 - 2,5 m dari pangkal pokok atau diluar piringan.
Batang (Caulis)
Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pangkal pelepah daun (frond base). Karena sebab tertentu dapat juga tumbuh bercabang meskipun sangat jarang sekali. Batang ini berbentuk silinder berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar (gemuk) disebut bongkol batang atau bowl. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Tergantung dari varietas dan tipenya pertumbuhan meninggi berbeda-beda. Karena sifatnya yang phototropi dan heliotropi (menuju cahaya dan sinar matahari) maka pada keadaan yang terlindung, tumbuhnya akan lebih cepat diameter (tebal) batang akan lebih kecil.
Daun (Folium)
Daun (folium) keluar pada stadia bibit adalah berbentuk ianciolate, kemudian muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang berumur 5 bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate, dan 3 pinnate. Pada 12 bulan akan ada 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau ptiole adalah bagian yang mendukung atau tempat duduknya daun dan terdiri atas rachis (basis folli), ujung daun (apex folii), lidi (nervatio folli), tepi daun (margo folli) dan daging daun (intervenum).
Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8. lingkaran atau spiranya ada yang berputar kiri dan kanan tetapi kebanyakan berputar kanan. Pengenalan ini penting diketahui agar kita mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai standar dalam mengukur pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainya. Produksi pelepah daun tergantung pda umur tanaman. Produksi pelepah daun pada tananman selama setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedang pada muda kurang dari angka tersebut. Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung tipe varietasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun dikiri kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap sisi dapat mencapai 125-200. anak daun ditengah dapat mencapai panjang 1,2 m. Berat pelepah dapat mencapai 4.5 kg berat kering. Pada satu pohon dewasa dapat dijumpai 40-50 pelepah.
Bunga (Flos)
Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru ekobomis dipanen pada umur 2,5 tahun. Dari tiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan bunga jantan tau betina. Sebagaian dari tandan ini akan gugur (aborsi) sebelum antjesis atau setelah anthsis. Pada tanaman muda sering juga dijumpai bunga abnormal seperti bunga banci (hermaprodit) yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin, bunga addromorphic (androgynous) yaitu secara morfologi adalah bunga jantan tetapi pada sebagian spikletnya dijumpai pula bungan betina yang dapat membentuk buah sawit kecil. Juga akan sering dijumpai buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna penyerbukaanya sehingga buah berbentuk layu dan gugur. Disamping itu akan juga terdapat buah yang bersayap atau mantled yaitu stamen rudimenter atau primordia yang berkembang menjadi carpel suplement. Persentase bunga abnormal ini sangat kecil yaitu kurang dari 1 bunga setiap pokok dan tidak semua pokok.



Sex defrensiasi terjadi 17-25 bulan sebelum antehsis dan setelah anthesis membutuhkan waktu 5-6 bulan baru matang panen. Secara visual tandan bungan jantan atau betina baru dapat diketahui setelah muncul dari ketiak pelepah daun yaitu 7-8 bulan atau 1-2 tahun sebelum antehsis.
Tandan bunga bitina dibungkus oleh seludung bunga yang akan pecah 15-30 hari sebelum antehsis. Sati tandan bunga betina memiliki 100-200 speklet dan setiap sepikelet memiliki 10-15 bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang akan diserbuki oleh serbuk sari. Tidak semua bunga betina tersebut akan berhasil membentuk buah secara sempurna yang matang terutama dibagian dalam. Karena bunga jantan terdapat pada tandan bunga jantan yang terpisah dan tidak bersamaan anthesisnya dengan bunga betina maka tanaman dikatan menyerbuk silang secara alami penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophili) dan oleh angin (anemophili).
Tandan bunga jantan (infloressensi) juga dibungkus oleh seludung bunga yang pecah jika anthesis seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet yang panjangnya 10-20cm dan diameter 1-1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500-1.500 bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang sedang anthesis ini berbau tajam (khas). Tiap tandan bunga jantan akan menghasilkan serbuk sari sebanyak 40-60 gr.
Perkembangan tandan bunga betina sejak anthesis sampai matang sebagai berikut:




Daging buah (mesocarpium)
Sampai tiga bulan setelah anthesis warnanya masih putih kehijauan menunjukan bahwa masih terdiri dari air, serat, klhorofil dan minyak belum terbentuk. Perubahan warna daging buah menjadi kuning kehijauan setelah tiga bulan menunjukan bahwa minyak telah terbentuk yaitu terbentukny karotin.

Cangkang atau tempurung
Sebulan setelah penyerbukan cangkang telah terbentuk meski masih sangat tipis dan lembut. Pengerasaan berlangsung terus dan pada umur 3 bulan sudah mengeras, warna berubah dari putih menjadi coklat muda.
Inti (endocarpium atau necleus seminic)
Pada umur 2 bulan terjadi perubahan dari berbentuk cairan menjadi agar-agar dan pada umur 3 bulan inti sudah berbentuk padatan yang agak keras.
Lembaga atau embrio
Sampai 3 bulan belum terlihat dengan mata. Selanjutnya akan tampak titik putih sepanjang 1,5 mm yang cepat bertambah besar. Pada umur 3 bulan telah mencapai 3 mm dan terbentuk bagian yang berwarna kuning dan putih.
Buah (Fructus)
Bunga betina yang telah dibuahi akan berkembang pada spikelet. Karena kondisi terjepit maka buah yang terletak dibagian dalam akan lebih kecil dan kurang sempurna bentuknya dibandingkan yang dibagian luar dan buah dalam. Berat satu buah yang sudah matang tergantung juga pada tipe induknya. Pada tipe tertentu buahnya rata-rata 13 gr dan pada tipe lainya ada yang mencapai 18-20 gr bahkan ada yang mencapai 30 gr dengan panjang buah 5 cm. Kematangan buah masih dibedakan yaitu matang morfologis dimana buah telah sempurna bentuknya serta kandungan minyaknya sudah optimal. Matang fisiologis adalah kematangan buah yang lebih lanjut yaitu telah siap untuk tumbuh dan berkembang, biasanya 1 bulan setelah matangan morfologis.
Buah luar yang telah lepas dari tandan dan jatuh ke tanah dipakai untuk tanda atau kriteria kematangan tandan dalam pemanenan. Istilah yang digunakan adalah fraksi. Jika tandan yang dipanen belum memperlihatkan buah luar yang lepas (membrondol) maka dikatakan fraksi mentah. Apabila 12 – 25% buah luar sudah membrondol maka dikatakan matang dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar